Al Firqotun Najiyah ( Jalan Hidup Golongan Yang Selamat)


BAGIAN 1

GOLONGAN YANG SELAMAT


1. Allah berfirman:

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai-berai.” (Ali Imran: 103)

“Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang memperse-kutukan Allah. Yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap go-longan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan me-reka.” (Ar-Ruum: 31-32)

2. Nabi bersabda:

“Aku wasiatkan padamu agar engkau bertakwa kepada Allah, patuh dan ta’at, sekalipun yang memerintahmu seorang budak Habsyi. Sebab barangsiapa hidup (lama) di antara kamu tentu akan menyaksikan perselisihan yang banyak. Karena itu, berpegang teguhlah pada sunnahku dan sunnah khulafa’ur rasyidin yang (mereka itu) mendapat petunjuk. Pegang teguhlah ia sekuat-kuatnya dan hati-hatilah terhadap setiap perkara yang di-ada-adakan, karena semua perkara yang diada-adakan itu ada-lah bid’ah, sedangkan setiap bid’ah adalah sesat (dan setiap yang sesat tempatnya di dalam Neraka).” (HR. Nasa’i dan At-Tirmidzi, ia berkata hadits hasan shahih).

3. Dalam hadits yang lain Nabi bersabda:

“Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang sebelum kamu dari ahli kitab telah berpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan. Dan sesungguhnya agama ini (Islam) akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan, tujuh puluh dua golongan tem-patnya di dalam Neraka dan satu golongan di dalam Surga, yaitu al-Jama’ah.” (HR. Ahmad dan yang lain. Al-Hafidh menggo-longkannya hadits hasan)

4. Dalam riwayat lain disebutkan:

“Semua golongan tersebut tempatnya di Neraka, kecuali satu (yaitu) yang aku dan para sahabatku meniti di atasnya.” (HR. At-Tirmidzi, dan di-hasan-kan oleh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ 5219)

5. Ibnu Mas’ud meriwayatkan:

“Rasulullah membuat garis dengan tangannya lalu bersabda, ‘Ini jalan Allah yang lurus.’ Lalu beliau membuat garis-garis di kanan kirinya, kemudian bersabda, ‘Ini adalah jalan-jalan yang sesat tak satu pun dari jalan-jalan ini kecuali di dalamnya terdapat setan yang menyeru kepadanya. Selanjutnya beliau mem-baca firman Allah , ‘Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus maka ikutilah dia janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena jalan-jalan itu mence-raiberaikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintah-kan oleh Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” (Al-An’am: 153) (Hadits shahih riwayat Ahmad dan Nasa’i)

6. Syaikh Abdul Qadir Jailani dalam kitabnya Al-Ghunyah berkata, “… adapun Golongan Yang Selamat yaitu Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Dan Ahlus Sunnah, tidak ada nama lain bagi mereka kecuali satu nama, yaitu Ashhabul Hadits (para ahli hadits).”

7. Allah memerintahkan agar kita berpegang teguh kepada Al-Qur’anul Karim. Tidak termasuk orang-orang musyrik yang memecah belah agama mereka menjadi beberapa golongan dan kelompok. Rasulullah mengabarkan bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani telah berpecah belah menjadi banyak golongan, sedang umat Islam akan berpecah lebih banyak lagi, golongan-golongan tersebut akan masuk Neraka karena mereka menyimpang dan jauh dari Kitabullah dan Sunnah NabiNya. Hanya satu Golongan Yang Selamat dan mereka akan masuk Surga. Yaitu Al-Jamaah , yang berpegang teguh kepada Kitab dan Sunnah yang shahih, di samping melakukan amalan para sahabat dan Rasulullah .

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk dalam golongan yang selamat (Firqah Najiyah). Dan semoga segenap umat Islam termasuk di dalamnya.




BAGIAN 2

MANHAJ (JALAN) GOLONGAN YANG SELAMAT


1. Golongan Yang Selamat ialah golongan yang setia mengikuti manhaj Rasulullah dalam hidupnya, serta manhaj para sahabat sesudahnya.

Yaitu Al-Qur’anul Karim yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya, yang beliau jelaskan kepada para sahabatnya dalam hadits-hadits shahih. Beliau memerintahkan umat Islam agar berpegang teguh kepa-da keduanya:

“Aku tinggalkan padamu dua perkara yang kalian tidak akan tersesat apabila (berpegang teguh) kepada keduanya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku. Tidak akan bercerai-berai sehingga kedua-nya menghantarku ke telaga (Surga).” (Di-shahih-kan Al-Albani dalam kitab Shahihul Jami’)

2. Golongan Yang Selamat akan kembali (merujuk) kepada Kalamullah dan RasulNya tatkala terjadi perselisihan dan pertentangan di antara mereka, sebagai realisasi dari firman Allah:

“Kemudian jika kamu berselisih tentang sesuatu, maka kembali-kanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan Hari Kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibat-nya.” (An-Nisaa’: 59)

“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (An-Nisaa’: 65)

3. Golongan Yang Selamat tidak mendahulukan perkataan seseorang atas Kalamullah dan RasulNya, realisasi dari firman Allah:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan RasulNya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguh-nya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al-Hu-jurat: 1)

Ibnu Abbas berkata:

“Aku mengira mereka akan binasa. Aku mengatakan, ‘Nabi bersabda, sedang mereka mengatakan, ‘Abu Bakar dan Umar berkata’.” (HR. Ahmad dan Ibnu ‘Abdil Barr)

4. Golongan Yang Selamat senantiasa menjaga kemurnian tauhid.

Mengesakan Allah dengan beribadah, berdo’a dan memohon pertolongan –baik dalam masa sulit maupun lapang–, menyembelih kurban, bernadzar, tawakkal, berhukum dengan apa yang diturunkan oleh Allah dan berbagai bentuk ibadah lain yang semuanya menjadi dasar bagi tegaknya Daulah Islamiyah yang benar. Menjauhi dan membasmi berbagai bentuk syirik dengan segala simbol-simbolnya yang banyak ditemui di negara-negara Islam, sebab hal itu merupakan konsekuensi tauhid. Dan sungguh, suatu golongan tidak mungkin mencapai kemenangan jika ia meremehkan masalah tauhid, tidak memben-dung dan memerangi syirik dengan segala bentuknya. Hal-hal di atas merupakan teladan dari para rasul dan Rasul kita Muhammad .

5. Golongan Yang Selamat senang menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah, baik dalam ibadah, perilaku dan dalam segenap hidupnya.

Karena itu mereka menjadi orang-orang asing di tengah kaum-nya, sebagaimana disabdakan oleh Nabi :


“Sesungguhnya Islam pada permulaannya adalah asing dan akan kembali menjadi asing seperti pada permulaannya. Maka keuntungan besar bagi orang-orang yang asing.” (HR. Muslim)

Dalam riwayat lain disebutkan:

“Dan keuntungan besar bagi orang-orang yang asing. Yaitu orang-orang yang (tetap) berbuat baik ketika manusia sudah rusak.” (Al-Albani berkata, “Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Amr Ad-Dani dengan sanad shahih”)

6. Golongan Yang Selamat tidak berpegang kecuali kepada Kalamullah dan Kalam RasulNya yang maksum, yang ber-bicara dengan tidak mengikuti hawa nafsu.

Adapun manusia selainnya, betapapun tinggi derajatnya, terkadang ia melakukan kesalahan, sebagaimana sabda Nabi :

“Setiap bani Adam (pernah) melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah mereka yang bertaubat.” (Hadits hasan riwayat Imam Ahmad)

Imam Malik berkata, “Tak seorang pun sesudah Nabi  melain-kan ucapannya diambil atau ditinggalkan (ditolak) kecuali Nabi (yang ucapannya selalu diambil dan diterima).”

7. Golongan Yang Selamat adalah para ahli hadits.

Tentang mereka Rasulullah bersabda:

“Senantiasa ada segolongan dari umatku yang memperjuangkan kebenaran, tidak membahayakan mereka orang yang menghina-kan mereka sehingga datang keputusan Allah.” (HR. Muslim)

Seorang penyair berkata, “Ahli hadits itu, mereka ahli (keluarga) Nabi, sekalipun mereka tidak bergaul dengan Nabi, tetapi jiwa mereka bergaul dengannya.

8. Golongan Yang Selamat menghormati para imam mujtahidin, tidak fanatik terhadap salah seorang di antara mereka.

Golongan Yang Selamat mengambil fiqih (pemahaman hukum-hukum Islam) dari Al-Qur’an, hadits-hadits yang shahih, dan pendapat-pendapat imam mujtahidin yang sejalan dengan hadits shahih. Hal ini sesuai dengan wasiat mereka, yang menganjurkan agar para pengikutnya mengambil hadits shahih, dan meninggalkan setiap pendapat yang bertentangan dengannya.

9. Golongan Yang Selamat menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar.

Mereka melarang segala jalan bid’ah dan sekte-sekte yang meng-hancurkan serta memecah belah umat. Baik bid’ah dalam hal agama maupun dalam hal sunnah Rasul dan para sahabatnya.

10. Golongan Yang Selamat mengajak seluruh umat Islam agar berpegang teguh kepada sunnah Rasul dan para sahabatnya.

Sehingga mereka mendapatkan pertolongan dan masuk Surga atas anugerah Allah dan syafa’at Rasulullah –dengan izin Allah–.

11. Golongan Yang Selamat mengingkari peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh manusia apabila undang-undang tersebut bertentangan dengan ajaran Islam.

Golongan Yang Selamat mengajak manusia berhukum kepada Kitabullah yang diturunkan Allah untuk kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat. Allah Maha Mengetahui sesuatu yang lebih baik bagi mereka. Hukum-hukumNya abadi sepanjang masa, cocok dan relevan bagi penghuni bumi sepanjang zaman.

Sungguh, sebab kesengsaraan dunia, kemerosotan, dan mundur-nya khususnya dunia Islam, adalah karena mereka meninggalkan hukum-hukum Kitabullah dan sunnah Rasulullah. Umat Islam tidak akan jaya dan mulia kecuali dengan kembali kepada ajaran-ajaran Islam, baik secara pribadi, kelompok maupun secara pemerintahan. Kembali kepada hukum-hukum Kitabullah, sebagai realisasi dari firmanNya:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (Ar-Ra’ad: 11)

12. Golongan Yang Selamat mengajak seluruh umat Islam ber-jihad di jalan Allah.

Jihad adalah wajib bagi setiap Muslim sesuai dengan kekuatan dan kemampuannya. Jihad dapat dilakukan dengan:

Pertama, jihad dengan lisan dan tulisan: Mengajak umat Islam dan umat lainnya agar berpegang teguh dengan ajaran Islam yang shahih, tauhid yang murni dan bersih dari syirik yang ternyata banyak terdapat di negara-negara Islam. Rasu-lullah telah memberitakan tentang hal yang akan menimpa umat Islam ini. Beliau bersabda:

“Hari Kiamat belum akan tiba, sehingga kelompok-kelompok da-ri umatku mengikuti orang-orang musyrik dan sehingga kelom-pok-kelompok dari umatku menyembah berhala-berhala.” (Ha-dits shahih , riwayat Abu Daud, hadits yang semakna ada dalam riwayat Muslim)

Kedua, jihad dengan harta: Menginfakkan harta buat penyebaran dan peluasan ajaran Islam, mencetak buku-buku dakwah ke jalan yang benar, memberikan san-tunan kepada umat Islam yang masih lemah iman agar tetap memeluk agama Islam, memproduksi dan membeli senjata-senjata dan peralatan perang, memberikan bekal kepada para mujahidin, baik berupa ma-kanan, pakaian atau keperluan lain yang dibutuhkan.

Ketiga , jihad dengan jiwa:Bertempur dan ikut berpartisipasi di medan peperangan untuk kemenangan Islam. Agar kalimat Allah ( Laa ilaaha illallah) tetap jaya sedang kalimat orang-orang kafir (syirik) menjadi hina. Dalam hu-bungannya dengan ketiga perincian jihad di atas, Rasulullah r meng-isyaratkan dalam sabdanya:

“Perangilah orang-orang musyrik itu dengan harta, jiwa dan lisanmu.” (HR. Abu Daud, hadits shahih)

Adapun hukum jihad di jalan Allah adalah:

Pertama , fardhu ‘ain:Berupa perlawanan terhadap musuh-musuh yang melakukan ag-resi ke beberapa negara Islam wajib dihalau. Agresor-Agresor Yahudi misalnya, yang merampas tanah umat Islam di Palestina. Umat Islam yang memiliki kemampuan dan kekuatan –jika berpangku tangan– ikut berdosa, sampai orang-orang Yahudi terkutuk itu enyah dari wilayah Palestina. Mereka harus berupaya mengembalikan Masjidil Aqsha ke pangkuan umat Islam dengan kemampuan yang ada, baik dengan harta maupun jiwa.

Kedua, fardhu kifayah: Jika sebagian umat Islam telah ada yang melakukannya maka sebagian yang lain kewajibannya menjadi gugur. Seperti dakwah mengembangkan misi Islam ke negara-negara lain, sehingga berlaku hukum-hukum Islam di segenap penjuru dunia. Barangsiapa meng-halangi jalan dakwah ini, ia harus diperangi, sehingga dakwah Islam dapat berjalan lancar.



BAGIAN 3

TANDA TANDA GOLONGAN YANG SELAMAT


1. Golongan Yang Selamat jumlahnya sangat sedikit di tengah banyaknya Umat Manusia .

Tentang keadaan mereka, Rasulullah bersabda,

“Keuntungan besar bagi orang-orang yang asing. Yaitu orang-orang shalih di lingkungan orang banyak yang berperangai buruk, orang yang mendurhakainya lebih banyak daripada orang yang menta’atinya.” (HR. Ahmad, hadits shahih)

Dalam Al-Qur’anul Karim, Allah memuji mereka dengan firman-Nya,

“Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang bersyukur.” (Saba’: 13)

2. Golongan Yang Selamat banyak dimusuhi oleh manusia, difitnah dan dilecehkan dengan gelar dan sebutan yang buruk.

Nasib mereka seperti nasib para nabi yang dijelaskan dalam firman Allah,

“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin. Sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).” (Al-An’am: 112)

Rasulullah misalnya, ketika mengajak kepada tauhid, oleh kaumnya beliau dijuluki sebagai “tukang sihir lagi sombong”. Padahal sebelumnya mereka memberi beliau julukan “ash-shadiqul amin”, yang jujur dan dapat dipercaya.

3. Syaikh Abdul Aziz bin Baz ketika ditanya tentang Golongan Yang Selamat, beliau menjawab, “Mereka adalah orang-orang salaf dan setiap orang yang mengikuti jalan para salafush shalih (Rasulullah, para sahabat dan setiap orang yang mengikuti jalan petunjuk mereka).”

Hal-hal di atas adalah sebagian dari manhaj dan tanda-tanda Golongan Yang Selamat. Pada pasal-pasal berikut akan dibahas masalah akidah Golongan Yang Selamat yaitu golongan yang mendapat pertolongan. Semoga kita termasuk mereka yang berakidah Firqah Najiyah (Golongan Yang Selamat) ini, Amin.



BAGIAN 4

THA’IFAH MANSHURAH

(KELOMPOK YANG MENDAPAT PERTOLONGAN)


Untuk mendapat jawaban, siapakah Tha’ifah Manshurah yang bakal mendapat pertolongan Allah, marilah kita ikuti uraian berikut:

1. Rasulullah bersabda,

“Senantiasa ada sekelompok dari umatku yang memperjuangkan kebenaran, tidak membahayakan mereka orang yang menghina-kan mereka, sehingga datang keputusan Allah.” (HR. Muslim)

2. Rasulullah bersabda,

“Jika penduduk Syam telah rusak, maka tak ada lagi kebaikan di antara kalian. Dan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang mendapat pertolongan, tidak membahayakan mereka orang yang menghinakan mereka, sehingga datang hari Kiamat.” (HR. Ah-mad, hadits shahih)

3. Ibnu Mubarak berkata, “Menurutku, mereka adalah ashha-bul hadits (para ahli hadits).”

4. Imam Al-Bukhari menjelaskan, “Menurut Ali bin Madini mereka adalah ashhabul hadits.”

5. Imam Ahmad bin Hambal berkata, “Jika kelompok yang mendapat pertolongan itu bukan ashhabul hadits maka aku tidak mengetahui lagi siapa sebenarnya mereka.”

6. Imam Syafi’i berkata kepada Imam Ahmad bin Hambal, “Engkau lebih tahu tentang hadits daripada aku. Bila sampai kepadamu hadits yang shahih maka beritahukanlah padaku, sehingga aku bermadzhab dengannya, baik ia (madzhab) Hejaz, Kufah maupun Bashrah.”

7. Dengan spesialisasi studi dan pendalamannya di bidang sunnah serta hal-hal yang berkaitan dengannya, menjadikan para ahli hadits sebagai orang yang paling memahami tentang sunnah Nabi r, petunjuk, akhlak, peperangannya dan berbagai hal yang berkaitan dengan sunnah.

Para ahli hadits –semoga Allah mengumpulkan kita bersama mereka– tidak fanatik terhadap pendapat orang tertentu, betapa pun tinggi derajat orang. tersebut. Mereka hanya fanatik kepada Rasulullah .

Berbeda halnya dengan mereka yang tidak tergolong ahli hadits dan mengamalkan kandungan hadits. Mereka fanatik terhadap pendapat imam-imam mereka –padahal para imam itu melarang hal tersebut– sebagaimana para ahli hadits fanatik terhadap sabda-sabda Rasulullah. Karenanya, tidaklah mengherankan jika ahli hadits adalah kelompok yang mendapat pertolongan dan Golongan Yang Selamat.

Khatib Al-Baghdadi dalam kitab Syarafu Ashhabil Hadits menulis, “Jika shahibur ra’yi disibukkan dengan ilmu pengetahuan yang bermanfaat baginya, lalu dia mempelajari sunnah-sunnah Rasulullah , niscaya dia akan mendapatkan sesuatu yang membuatnya tidak membutuhkan lagi selain sunnah.

Sebab sunnah Rasulullah mengandung pengetahuan tentang dasar-dasar tauhid, menjelaskan tentang janji dan ancaman Allah, sifat-sifat Tuhan semesta alam, mengabarkan perihal sifat Surga dan Neraka, apa yang disediakan Allah di dalamnya buat orang-orang yang bertaqwa dan yang ingkar, ciptaan Allah yang ada di langit dan di bumi.

Di dalam hadits terdapat kisah-kisah para nabi dan berita-berita orang-orang zuhud, para kekasih Allah, nasihat-nasihat yang menge-na, pendapat-pendapat para ahli fiqih, khutbah-khutbah Rasulullah dan mukjizat-mukjizatnya…

Di dalam hadits terdapat tafsir Al-Qur’anul ‘Azhim kabar dan peringatan yang penuh bijaksana, pendapat-pendapat sahabat tentang berbagai hukum yang terpelihara …

Allah menjadikan ahli hadits sebagai tiang pancang syari’at. Dengan mereka, setiap bid’ah yang keji dihancurkan. Mereka adalah pemegang amanat Allah di tengah para makhlukNya, perantara antara nabi dan umatnya, orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam me-melihara kandungan (matan) hadits, cahaya mereka berkilau dan ke-utamaan mereka senantiasa hidup.

Setiap golongan yang cenderung kepada nafsu –jika sadar– pasti kembali kepada hadits. Tidak ada pendapat yang lebih baik selain pendapat ahli hadits. Bekal mereka Kitabullah, dan Sunnah Rasulullah r adalah hujjah (argumentasi) mereka. Rasulullah kelompok mereka, dan kepada beliau nisbat mereka, mereka tidak mengindahkan berbagai pendapat, selain merujuk kepada Rasulullah. Barangsiapa menyusahkan mereka, niscaya akan dibinasakan oleh Allah, dan barangsiapa memusuhi mereka, niscaya akan dihinakan oleh Allah.”

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk kelompok ahli hadits. Beri-lah kami rizki untuk bisa mengamalkannya, cinta kepada para ahli hadits dan bisa membantu orang-orang yang mengamalkan hadits.

(Dikutip dari terjemah kitab Jalan Golongan Yang Selamat, Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu)

Download ebooknya Al-Firqatun Najiyah.chm

DOWNLOAD EBOOK TUTORIAL BELAJAR VISUAL BASIC 6.0

Salam hangat para surfer online, kali ini saya akan membagikan ebook  Tutorial Belajar Visual Basic 6.0. yang saya dapat dari www.jakapramana.com.

Visual Basic 6.0 merupakan suatu bahasa pemrograman di berfungsi untuk menciptakan suatu aplikasi Windows yang bersifat grafis (Grapical User Interface). Umumnya, perangkat lunak ini sering digunakan untuk membuat sistem informasi database meskipun sudah agak tertinggal dibanding Visual Basic 2008 ataupun Visual Basic.Net yang merupakan generasi setelahnya. Adapun aplikasi yang umum dijumpai dan berasal dari Visual Basic 6.0 ini adalah aplikasi perhitungan gaji dan penjualan barang. Untuk databasenya sendiri ia telah bisa menggunakan Microsoft Access, SQL Server dan Oracle.

Di Eranya, Visual Basic 6.0 merupakan perangkat lunak primadona yang sangat banyak digunakan oleh para programmer. Selain itu, Visual Basic 6.0 juga merupakan perangkat lunak favorit para developer dibanding bahasa pemrograman lain seperti Pascal. Hal ini dikarenakan Microsoft Visual Basic 6.0 dapat menambahkan sendiri sebagaian program secara otomatis ke dalam program pekerjaan akan menjadi lebih mudah. Fasilitas inilah yang tidak ada pada perangkat lunak pesaingnya. Selain itu, fasilitas click and drag juga membuat tampilan menjadi lebih menarik sesuai dengan keinginan. Visual Basic 6.0 juga menyediakan fasilitas yang memungkinkan kita untuk suatu program melalui pemasangan objek-objek grafis ke dalam sebuah form dan kemudahan dalam mengatur dan mengelola suatu databasenya.

Hal yang paling membuat Visual Basic 6.0 istimewa adalah Object Oriented Programming,  yang mana pemrograman tersebut telah berorientasi objek yang tentunya akan mempermudah para user dalam menciptakan ataupun merancang aplikasi.

Sejarah Visual Basic

Pada tahun 1975, Paul Allen dan Bill Gates mencoba menawarkan Interpreter BASIC kepada Ed Robert selaku pemilik perusahaan MITS. Perusahaan ini bergerak dalam bidang perakitan komputer mikro Altair 8800 dengan RAM 4 KB. Dalam pertemuannya, Ed Robert berjanji akan membeli interpretar BASIC tesebut apabila dapat dijalankan pada komputer Altair. Saat melakukan demonstrasi, mereka sempat lupa untuk menambahkan program loader agar program tersebut dapat terbaca pada komputer Altair. Dengan cepat Paul Allen langsung menambahkannya sehingga bisa meletakkan interpreter BASIC yang ada di paper tape ke dalam main memory Altair. Meskipun dengan masih banyaknya kekurangan disana sini, Interpreter BASIC akhirya dapat dijalankan di komputer Altari dan Ed Robertpun jadi membelinya. Inilah menjadi cikal bakal dari lahirnya Visual Basic, mulai dari versi 1.0 hingga 10.
Generasi pertama dari Visual Basic adalahVisual Basic 1.0. Versi telah didukung oleh Event Driven yang merupakan gaya pemrograman berupa antarmuka pemakai grafis. Dengan sifat yang mengutamakan visual, maka perangkat lunak tersebut akan memperlihatkan hasil program meskipun belum dijalankan. Berikutnya dalah Visual Basic 2.0, versi ini dirilis sekitar Bulan November pada tahun 1992. Versi ini dibuat dengan menambahkan cakupan pemrograman dan kecepatan dalam memodifikasi program. Pada Versi Visual Basic 4.0, Microfost telah menambahkan 2 compiler yang terpisah dan berbeda untuk windows 16  dan 32 bit. Untuk versi-versi selanjutnya tentu saja ada penambahan fasilitas yang tentunya akan mempermudah para programmer dalam merancang program yang didinginkannya.

Kelebihan Visual Basic 6.0

  1. Visual Basic 6.0 memiliki kurva pengembangan yang relatif lebih sedikit dibanding bahasa pemrograman sejenis seperti  C++ ataupun PowerBuilder.
  2. Banyak fungsi-fungsi sudah di embedded ke dalam syntax sehingga kompleksitas pemanggilan fungsi windows API telah dihilangkan.
  3. Program-program PAD sangat cocok dan mudah dikebangkan dengan perangkat lunak ini.
  4. Visual Basic 6.0 sangat baik dalam pembuatan program ataupun aplikasi bisnis.
  5. Visual Basic 6.0 telah dilengkapi dengan fasilitas ActiveX Control
  6. Banyak komponen-komponen yang berasal dari pihak ketiga dapat berjalan di perangkat lunak ini.
  7. Memiliki fasilitas wizard yang berfungsi untuk mempersingkat pengembangan suatu aplikasi.
  8. Visual Basic 6.0 telah bersifat Object Oriented Programming.
  9. Sektor Client dan Servernya telah dapat diintegrasikan dengan internet.
  10. Visual Basic 6.0 telah mendukung dalam pembuatan ActiveX Automation Server dan telah terintegrasi dengan Microsoft Transaction Server.
Untuk download ebooknya secara lengkap silahkan kunjungi alamat www.jakapramana.com

Cara cepat membuat Footnote (catatan kaki) pada MS. Word

Footnote (catatan kaki) maksudnya adalah catatan dibawah halaman. Ketika membuat makalah penulisan footnote ini sering di anggap penting, hal ini diperlukan untuk mengetahui sumber makalah tersebut supaya makalah tersebut dapat dinyatakan sebagai makalah yang valid. Namun, terkadang sebagian dari pembuat makalah mengalami kesulitan untuk membuat footnote di makalah, oleh karena itu disini akan dibahas mengenai cara mudah membuat footnote di MS Word. Untuk paduan cara penulisan catatan kaki (footnote) silahkan baca di Cara Menulis Catatan Kaki berikut ini.

Langkah 1
Arahkan pointer ke kalimat yang mau diberi footnote.
Contoh : Coretan Arek Ndeso

Langkah 2
tekan (Alt + Ctrl + F) Maka anda akan melihat bagian bawah halaman anda seperti ini
Silahkan ketik sumber referensi yang anda inginkan.


Langkah 3
Untuk tahap akhir yaitu kembali ke mode pengetikan, silahkan klik pada layar anda, maka hasil footnote anda sudah jadi.
Langkah 4
Untuk menambahkan footnote silahkan ulangi lagi cara yang diatas. 

Sekian, semoga bermanfaat dan selamat mencoba...

Sekilas Tentang Kitab Riyadhus Shalihin

Sesungguhnya Allah telah mengutus Rasul-Nya Muhammad dengan membawa petunjuk dan menurunkan kepadanya Al Quran pedoman hidup umat yang kekal sampai hari kiamat serta memberikan tafsir Al Quran dan yang semisalnya bersama Al Quran tersebut, sehingga Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam baik berupa ucapan atau perbuatan adalah penjelas Al Quran dan penunjuk makna-maknanya.
Demikian juga para sahabat Rasulullah telah menghafal, mempelajari dan menulis Al Quran dan As Sunnah sedangkan Allah telah bertanggung jawab dalam menjaga kitab-Nya yang mulia dan menjadikan orang-orang yang menjaga dan memperhatikan As Sunnah An Nabawiyah sejak masa Rasulullah sampai sekarang hingga hari kiamat nanti.
Dengan taufik dari Allah, Sunnah Rasulullah menjadi pusat perhatian para ulama di setiap masa dan tempat sehingga sempurnalah penjagaan, taqyiid dan penulisannya dalam kitab musnad, shihah, sunan dan mu’jam-mu’jam. Di antara para ulama yang memberikan perannya dalam menjaga dan menulis As Sunnah adalah Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawy ad-Dimasyqy (631-676 H) yang termasuk dalam jajaran ulama besar di abad ke-7 hijriah. Beliau memiliki hasil karya yang banyak lagi bermanfaat dalam pembahasan yang beraneka ragam. Karya-karya beliau telah mendapatkan pujian dan sanjungan serta perhatian yang besar dari para ulama sehingga mereka mempelajari, mengambil faedah dan menukil dari karya-karya beliau tersebut.
Di antara karya-karya beliau yang paling bermanfaat, terkenal dan tersebar di semua kalangan adalah kitab “Riyadhush Shalihin”. Hal itu terjadi setelah izin Allah, karena dua hal:
Pertama, isi kandungannya yang memuat bimbingan yang dapat menata dan menumbuhkan jiwa serta melahirkan satu kekuatan yang besar untuk berhias dengan ibadah yang menjadi tujuan diciptakannya jiwa tersebut dan mengantarnya kepada kebahagiaan dan kebaikan, karena kitab ini umum meliputi Targhib dan Tarhib serta kebutuhan seorang muslim dalam perkara agama, dunia dan akhiratnya. Kitab ini adalah kitab tarbiyah (pembinaan) yang baik yang menyentuh aneka ragam aspek kehidupan individual (pribadi) dan sosial kemasyarakatan dengan uslub (cara pemaparan) yang mudah lagi jelas yang dapat dipahami oleh orang khusus dan awam.
Dalam kitab ini penulis mengambil materinya dari kitab-kitab sunnah terpercaya seperti Shohih al-BukhoriyMuslimAbu DaudAn Nasaa’iAt TirmidziyIbnu Majah dan lain-lainnya. Beliau berjanji tidak memasukkan ke dalam bukunya ini kecuali hadits-hadits yang shohih dan beliau pun menunaikannya sehingga tidak didapatkan hadits yang lemah kecuali sedikit itu pun kemungkinan menurut pandangan dan ilmu beliau adalah shohih.
Kedua, tingginya kedudukan ilmiah yang dimiliki pengarang Riyadhush Shalihin ini diantara para ulama zamannya karena keluasan ilmu dan dalamnya pemahaman beliau terhadap sunnah Rasulullah.
Kitab Riyadhush Shalihin ini memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki kitab selainnya dari kitab-kitab Sunnah dan dia benar-benar bekal bagi penasihat, permata bagi yang menerima nasihat, pelita bagi orang yang mengambil petunjuk dan taman orang-orang sholih. Hal inilah yang menjadi sebab mendapatkan kedudukan yang tinggi di kalangan ulama sehingga mereka memberikan syarah, komentar dan mengajarkannya di halaqoh-halaqoh mereka.
Akhirnya tidak dapat dipungkiri, kitab ini termasuk kitab yang paling banyak tersebar dan dimiliki sehingga kemasyhurannya telah melangit dan mendapatkan kedudukan yang tinggi di kalangan orang-orang khusus dan awam, dan cukuplah (sebagai bukti) umumnya masjid menjadikannya sebagai bahan bacaan yang dibacakan kepada makmum setelah sholat atau sebelumnya.
Imam Nawawi memberikan keistimewaan dalam tertib dan pembuatan bab pembahasan, beliau membaginya menjadi beberapa kitab dan kitab-kitab ini dibagi menjadi beberapa bab lalu menjadikan kitab sebagai judul bagi hadits-hadits yang ada di dalam bab-bab yang banyak dari satu jenis dan menjadikan bab sebagai judul bagi sekelompok hadits yang menunjukkan satu permasalahan khusus.
Kitab ini terdiri dari 17 kitab, 265 bab dan 1897 hadits, beliau membuka mayoritas babnya dengan menyebut ayat-ayat dari Al Quran yang sesuai dengan pembahasan hadits yang ada lalu membuat tertib dan bab yang saling berhubungan sehingga kitab ini bisa mengalahkan selainnya dari kitab-kitab yang serupa dengannya. (Lihat Muqaddimah Syarhu Riyadhush Shalihin, karya: Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin, oleh: Prof. Dr. Abdullah bin Muhammad bin Ahmad ath-Thoyaar, cetakan pertama tahun 1415/1995).
Demikianlah keistimewaan kitab ini sehingga sudah selayaknya mendapatkan perhatian dari setiap muslim yang ingin membina dirinya menuju ketakwaan.
Akhirnya, tak ada gading yang tak retak dan tidak ada seorang pun yang lolos dari kesalahan. Oleh karena itu tegur sapa dan nasihat senantiasa diharapkan dan mudah-mudahan semua ini menjadi amal sholih dan bekal yang baik menuju hari pembalasan.

Bukti Kebenaran Al-Quran

Bagi seorang muslim haruslah kita beriman kepada Allah SWT, kepada Nabi Muhammad SAW, kepada Al Qur’an, kepada para malaikat- Nya, kepada qodho’ dan qodhar serta kepada hari akhir. Cukup kita yakini bahwa semua itu benar adanya. Tentunya bukan hanya sekedar bualan, tentang kitab suci Al Qur’an yang diwahyukan Allah melalui nabi Muhammad, karena dalam kitab suci bahwasanya semua adalah benar dan saat ini para ilmuan sudah menemukan sedikit dari semua bukti kebenaranya.

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (QS. Fushilat 41 : 53)

Al Qur'an bukan kitab pengetahuan (Science), tapi didalam Al Qur'an tak hanya science tapi semua sumber ilmu ada di dalamnya. Kini para Scientist dari seluruh dunia (terutama dari Eropa & Amerika) mulai membaca & menyelidiki alam ini melalui Qur'an. Di dalam Qur'an terdapat beberapa tanda & ilmu yang beberapa diantaranya mengenai Astronomi, Fisika bahkan Biologi. Termasuk bagaimana Alam Semesta ini diciptakan, Manusia diciptakan, hingga struktur dari Atmosfir. 

Berikut bukti bahwa Al-Qur’an itu benar firman Allah, Mukjizat nabi yang terus datang padahal nabi Muhammad saw (pemilik Mukjizatnya) telah tiada 14 abad silam, sebuah mukjizat yang hanya ada pada Muhammad tidak terhadap Nabi-nabi lainnya, dimana Nabi yang lain mukjizatnya kini hanya tinggal ceritra tanpa kita bisa menyaksikannya.

Untuk apa Allah SWT menurunkan Al-Qur’an?
Allah SWT menurunkan Al-Qur’an untuk menjadi petunjuk bagi manusia. Al-Qur’an adalah kitab petunjuk, bukan kitab kedokteran atau teknik, bukan kitab astronomi atau kimia yang menghimpun berbagai informasi ilmiah. Sekali lagi ia hanya kitab hidayah ilahi bagi perilaku manusia. Ini 13 bukti kebenaran tentang Al Qur’an,

Silahkan unduh selengkapnya di sini

Aqidah Setiap Muslim

Untuk apa Allah menciptakan kita?
Bagaimana kita menyembah Allah Ta’ala?
Apakah kita menyembah kepada Allah dengan perasaan takut dan harapan?
Apa yang dimaksudkan Ihsan dalam ibadah?
Untuk apa Allah mengutus para rasul?
Apa yang dimaksud dengan tauhidullah?
Apa makna ungkapan : “laa ilaaha illallah”?
Apa makna tauhid dalam masalah sifat Allah?
Apa faedah tauhid bagi seorang muslim?
Dimana Allah?
Apakah Allah bersama kita dengan ilmu-Nya atau dengan Dzat-Nya?
Apa dosa yang paling besar?
Apa syirik besar itu?
Apa bahaya syirik besar?
Apakah amalan bermanfaat jika dibarengi dengan kesyirikan?
Apakah kesyirikan itu ada di kalangan kaum muslimin?
Apa hukum berdoa kepada selain Allah seperti para wali?
Apakah do’a itu ibadah kepada Allah?
Apakah orang mati mendengar doa?
Apakah kita minta bantuan kepada orang mati?
Apakah boleh minta pertolongan kepada selain Allah?
Apakah kita minta bantuan kepada yang hidup dan hadir?
Apakah boleh nadzar untuk selain Allah?
Apakah boleh menyembelih untuk selain Allah?
Apakah boleh thawaf di kuburan?
Apakah boleh sholat sementara kuburan ada di depan kita?
Apa hukum melakukan sihir?
Apakah kita boleh mempercayai dukun dan peramal?
Apakah ada yang mengetahui yang ghaib?
Dengan hukum apa kaum muslimin wajib menghukumi?
Apa hukum undang-undang yang bertentangan dengan Islam?
Apakah boleh bersumpah dengan selain Allah?
Apakah boleh menggantungkan kalung pengaman dan jimat?
Dengan apa kita bertawassul kepada Allah?
Apakah do’a memerlukan perantara makhluq?
Apa tugas yang diperankan rasul?
Dari siapa kita mohon syafa’at nabi?
Bagaimana kita mencintai Allah dan Rasulullah?
Apakah boleh berlebih-lebihan dalam memuji Rasulullah?
Siapa makhluq pertama kali?
Dari apa diciptakan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam?
Apa hukum jihad dijalan Allah?
Apa wala’ untuk orang beriman?
Apakah boleh berloyalitas kepada orang kafir dan menolong mereka?
Siapa wali itu?
Untuk apa Allah menurunkan Al-Qur’an?
Apakah kita mencukupkan diri dengan Alqur’an dari hadits?
Apakah kita mendahulukan satu ucapan diatas ucapan Allah dan rasul-Nya?
Apa yang kita lakukan jika kita berselisih?
Apa bid’ah dalam agama itu?
Apakah ada bid’ah yang baik?
Apakah dalam Islam ada sunnah yang baik?
Apakah cukup bagi seorang untuk memperbaiki diri sendiri?
Kapan kaum muslimin menang?

Jika ingin tau jawabannya silahkan unduh ebooknya di sini

23 KIAT HIDUP BAHAGIA

Penulis: Syaikh al-Mufassir Abdurrahman bin Nashir As-Sa’dy رحمه الله
Pengantar:
Alangkah bahagianya seorang muslim bila mencapai kebahagian dunia dan akhirat, sungguh itulah cita-cita setiap muslim, adalah doa kita:
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Wahai Tuhan kami! Berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan jauhkan kami dari siksaan api Neraka”
Untuk mencapai kebehagiaan tersebut hanyalah khayalan semata bila tidak disertai dengan usaha yang keras disertai kiat-kiat yang jitu, eBook kali ini adalah 23 kiat untuk mencapai kebahagian tersebut  yang dipaparkan dengan indah oleh Syaikh Abdurrahman As-Sa’dy رحمه الله, selamat menyimak dan mari kita amalkan…
Silahkan unduh file.chm di sini

10 alasan menjadi pengikut yesus harus masuk Islam

Sebenarnya masih banyak alasan dalam Al Kitab yang membuktikan bahwa untuk menjadi pengikut Yesus yang setia jalan satu-satunya harus masuk Islam. Namun sebagai bahan kajian bagi para pemula yang ingin mengetahui Kajian Kristologi Praktis, maka kami angkat 10 alasan saja yang memberikan bukti bahwa kami umat Islam adalah pengikut Yesus (Nabi Isa) yang sebenarnya. Nabi Muhammad Saw adalah penerus ajaran nabi Isa:

85. Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (Qs 3 Ali Imraan 85)
Semoga kajian Kristologi Praktis ini memberikan manfaat bagi yang ingin mencari kebenaran hakiki.

Lebih lengkapnya silahkan unggah ebooknya dalam bentuk CHM di sini

Cara Mengerjakan Sholat Dhuha

Sholat Dhuha merupakan Shalat Sunnah yg dikerjakan minimal dua Raka’at dan bisa dikerjakan maksimal 12 Raka’at yg masing – masing dua Raka’atnya diakhiri dg satu salam. Kemudian Waktu Sholat Dhuha sendiri bisa dikerjakan saat matahari sedang terbit atau tepatnya sekitar pukul 07.00 pagi sampai masuk waktu shalat Zhuhur lebih tepatnya kurang dari jam 12.00 siang sehingga jika anda ingin mengerjakan Sholat Dhuha ini ada baiknya sekitar jam 08.,00 – 10,00 pagi.
Keutamaan Sholat Dhuha sendiri ialah untuk memperlancarkan, melapangkan dan mempermudahkan suatu rezeki anda, Menghapus dosa – dosa anda, mendapatkan pahala sholat sunnah dan masih banyak lagi. Tetapi Manfaat Sholat Dhuha yg paling besar ialah untuk mempermudahkan Rezeki anda karena menurut sabda Nabi Muhammad Saw yg berbunyi, ” Sholat Dhuha dapat mendatangkan suatu rezeki dan menolak kekafiran, dan tidak ada yg akan memelihara Sholat Dhuha melainkan orang2 yg bertaubat ”.
Adapun Cara Mengerjakan Sholat Dhuha sendiri dilakukan seperti mengerjakan Sholat pada umumnya yg diawali dg membaca Niat Shalat, Membaca Surat Al Fatihah dan Suratan, Ruku, Itidal, Sujud dan Salam sehingga anda pasti sudah memahami Cara Mengerjakan Sholat Sunah Dhuha ini. Hanya saja saya akan memberikan beberapa Bacaan Suratan yg bisa anda baca di dlm Shalat Dhuha yg lengkap dg niat serta terjemahan seperti dibawah ini.

Lebih praktisnya silahkan unggah tutorialnya dalam bentuk power point Klik di sini

Hamba Terbaik, Hamba Terburuk

Oleh : KH. Muhammad Idris Jauhari
قَالَ رَسُولُ اللَّه ِصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ :”خِيَارُ عِبَادِ اللَّهِ الَّذِينَ إِذَا رُءُوا ذُكِرَ اللَّهُ، وَشِرَارُ عِبَادِ اللَّهِ الْمَشَّاءُونَ بِالنَّمِيمَةِ الْمُفَرِّقُونَ بَيْنَ اْلأَحِبَّةِ الْبَاغُونَ الْبُرَآءَ الْعَنَتَ.”
(رواه أحمد والبخاري في الأدب المفرد)
Rasulullah saw. bersabda,
“Sebaik-baik hamba Allah adalah mereka yang membuat orang lain mengingat Allah saat melihat mereka. Dan seburuk-buruk hamba Allah adalah mereka yang berjalan ke sana ke mari menyebarkan fitnah, yang menyebabkan perpisahan di antara orang-orang yang saling mencintai, yang berusaha mendatangkan kesulitan kepada orang-orang yang tidak bersalah.”
(HR Ahmad dan Bukhari dalam kitab al-Adab al-Mufrad)
Berdasar hadits di atas, ada dua tipe seorang hamba di mata Allah SWT. Pertama, hamba terbaik yaitu mereka yang mampu membuat orang lain mengingat Allah ketika melihat mereka. Kedua, hamba terburuk yaitu mereka yang suka menyebarkan fitnah dan mendatangkan kesulitan bagi orang yang tidak bersalah.
Hamba Allah Terbaik
Menjadi hamba Allah dengan predikat terbaik menjadi dambaan setiap muslim. Predikat terbaik di sisi Allah adalah capaian tertinggi seorang muslim sebagai seorang hamba. Tidak ada posisi yang lebih mulia dalam kehidupan seorang muslim kecuali Allah benar-benar telah menetapkan orang tersebut sebagai kekasih-Nya.
Hamba terbaik di mata Allah bukanlah semata seorang yang mampu menjalankan perintah Allah dengan istiqamah dan menjauhi segala larangan-Nya secara sungguh-sungguh, melainkan mereka yang mampu membuat orang lain senantiasa mengingat Allah (dzikrullâh) dalam situasi dan kondisi bagaimanapun, baik hati, pikiran, maupun tingkah lakunya.
Barometer hamba terbaik di mata Allah tidak lagi didasarkan pada kesholehan individu semata. Tapi, bagaimana kesholehan individu bertransformasi menjadi sebuah energi spiritual-magnetik yang secara spontan mampu menarik orang-orang di sekitarnya untuk senantiasa melakukan dzikrullâh. Karena itu, bagi hamba Allah terbaik, upaya menjadikan orang lain agar senantiasa melakukan dzikrullah bukanlah sesuatu yang sulit dilakukan. Modalnya: kekuatan spiritual, kematangan kepribadian, dan kedalaman pikiran.
Hamba terbaik senantiasa memancarkan nur ilahiah dari sekujur tubuhnya. Nur ilahiah ini kemudian memancar menelusup kepada siapa pun yang berada di sekelilingnya. Siapa pun yang terkena pancaran nur ilahiah ini, sedikit banyak, akan mengalami perubahan kepribadian. Tak jarang mereka kemudian berbalik arah menjadi seorang alim, taat, dan istiqamah melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Prototipe hamba Allah terbaik dengan mudah bisa kita baca pada sosok Nabi Muhammad. Sebagai seorang utusan Allah, Nabi Muhammad menjadi cermin insan paripurna di sisi Allah sekaligus sebagai sosok teladan bagi umatnya. Karena sosoknya yang paripurna dan keteladanannya, banyak kaum Quraisy saat itu berbalik menjadi seorang yang beriman kepada Allah. Keteladanan Rasulullah diabadikan oleh Allah dalam Al-Qur’an surah Al-Ahzâb ayat 21“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) Hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.”
Untuk saat ini,  hamba Allah terbaik, di antaranya, direpresentasikan oleh para kiai, habib, tuan guru, dan lainnya. Sebagai pewaris para nabi, ulama-ulama tersebut tidak saja bertugas menyampaikan pesan-pesan ilahiah, melainkan juga “menyucikan” hati umat yang penuh dengan kerak kotoran. Mereka adalah panutan umat dalam banyak hal di bidang kehidupan.
Ada perasaan sejuk dan tenteram setiap kali memandang wajah ulama. Tidak ada rasa bosan dan kesal setiap kali bermuwajah dengan para ulama. Inilah mengapa setiap kali kita memandang mereka, tiba-tiba timbul keinginan untuk meneladani dan menjadi seperti dia. Yaitu menjadi seorang hamba yang semakin dekat dengan Allah.
Yang perlu disadari bersama, tidak ada keharusan menjadi “ulama” untuk menjadi hamba terbaik di sisi Allah. Siapa pun identitas dan latar belakang sosial kita, kita memiliki hak yang sama untuk menjadi hamba Allah terbaik. Syaratnya tentu bagaimana menjadikan orang-orang di sekeliling kita istiqamah mengingat Allah setiap kali melihat diri kita.
Untuk mencapai taraf itu, keteladanan yang baik (uswah hasanah) dalam pikiran, sikap, maupun tindakan, menjadi syarat mutlak yang harus dimiliki oleh setiap hamba manakala berharap menjadi kekasih Allah, menjadi hamba terbaik di sisi-Nya dan di sisi manusia.
Hamba Allah Terburuk
Ada dua perilaku jahat yang selalu dilakukan oleh hamba Allah yang paling buruk. Pertama, suka menyebarkan fitnah. Kedua, suka mendatangkan kesulitan bagi orang yang tidak bersalah.
Fitnah merupakan perkataan bohong tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang seperti menodai nama baik, merugikan kehormatan orang, dan lainnya. Fitnah bersumber dari rasa dengki dan benci terhadap seseorang. Fitnah lahir sebagai akumulasi dari ghibah dan buhtan. Fitnah merupakan kejahatan tertinggi yang diproduksi oleh lisan. Tujuan utamanya bagaimana agar orang-orang yang saling mencintai bisa berpisah.
Fitnah ada di mana-mana dan bisa menimpa siapa pun tanpa pandang status. Seorang tetangga misalnya, tega memfitnah tetangga lainnya dengan tujuan agar kehidupan keluarga tetangga tersebut berantakan dan berakhir dengan penceraian. Atau, karena ambisi untuk memperoleh kedudukan yang lebih tinggi orang tega memfitnah atasannya sehingga karirnya hancur. Taktik busuk menebarkan fitnah untuk kepentingan pribadi atau golongan ini seringkali terjadi di tengah-tengah kehidupan kita. Terhadap fitnah ini, orang Islam harus selalu waspada. Waspada untuk tidak berbuat fitnah dan waspada untuk menghadapi fitnah pihak lain dengan cara-cara yang arif, bijaksana, dan tegas.
Begitu besarnya bahaya dan dosa fitnah, hingga Islam mengkategorikannya sebagai perbuatan yang lebih kejam dari pembunuhan (QS Al-Baqarah [2]: 191). Bahkan, Nabi Muhammad saw menyebutkan orang yang suka menebar fitnah sebagai calon penghuni neraka, ”Tidak akan masuk surga orang yang suka menyebarkan fitnah.” (HR Bukhari & Muslim).
Fitnah itu ibarat menyulut ranting kering. Ia akan cepat merebak ke mana-mana dan membakar apa pun yang dilaluinya. Lalu, menjadi abu. Cara terbaik untuk terhindar dari fitnah adalah jangan pernah sedikit pun terdetik di hati kita untuk memfitnah. Ketika ada dorongan kuat dari nafsu kita memfitnah, beristighfarlah dan mohonlah ampun kepada Allah. Insya-Allah kita selamat dari api fitnah.
Perilaku jahat seorang hamba Allah terburuk lainnya adalah suka mendatangkan kesulitan bagi orang yang tidak bersalah. Sikap ini biasanya bersumber dari rasa dengki atau hasad. Dengki merupakan sifat tercela. Ia adalah perasaan tidak senang dengan kebahagiaan orang lain, disertai keinginan agar kebahagiaan itu hilang darinya. Karena itu, segala cara dan taktik jahat akan dilakukan bahkan menghalalkan sesuatu yang haram sekalipun.
Betapa jahat seorang pendengki, ia tidak rela melihat orang lain bahagia, sebaliknya ia bersuka cita melihat orang lain bergelimang lara. Allah menggambarkan sikap dengki ini dalam firman-Nya, “Bila kamu memperoleh kebaikan, maka hal itu menyedihkan mereka, dan kalau kamu ditimpa kesusahan maka mereka girang karenanya.” (QS Ali Imran [3]: 120)
Sifat dengki tidak bisa dianggap remeh. Jika virus ini terus mengendap dalam hati seseorang, cepat atau lambat akan merusak keimanan dan kepribadian seseorang. Ia akan menjelma menjadi usaha-usaha negatif yang merugikan. Seperti tutur kata yang kasar dan menyakiti hati, atau perbuatan dan tindakan yang kerap bermotif menjatuhkan, menghina dan menyudutkan. Bahkan, tidak jarang kedengkian yang terpelihara dalam hati seseorang kemudian berbuntut tragedi pembunuhan mengenaskan. Seperti yang pernah terjadi pada kedua putra Nabi Adam, Qabil dan Habil.
Untuk itulah, Rasulullah saw mengajak umatnya untuk senantiasa menjauhi sikap dengki sesuai sabdanya, “Jauhilah dengki, karena dengki itu memakan kebaikan sebagaimana api makan kayu bakar.” (HR Abu Daud).
Memang, manusia diciptakan dengan kecenderungan untuk mendengki. Tetapi, orang yang beriman akan selalu berusaha menghilangkan sifat jelek ini. Mereka tidak tertawan oleh perasaan buruk yang jelas-jelas sangat tidak produktif dan menyengsarakan ini. Hal itu disebabkan karena orang-orang beriman menyadari bahwa sifat dengki akan semakin menjauhkan mereka dari Allah. Seperti halnya mereka menyadari bahwa sikap dengki hanya akan menyebabkan pelakukanya dimasukkan api neraka. Masihkah kita akan bersikap dengki? Wallâhu a’lam bish-showâb.
Prenduan, 17 April 2012