Resensi Buku: Menilik Ajaran Sesat

-->
Nama Pengarang : Widya Mukti
Judul : Menilik Ajaran Sesat, Menuju Pemahaman Spiritual
Nama Penerbit : Tajidu Press
Tempat Penerbit : Yogyakarta
Tahun Terbit : Cetakan I Tahun 2008
Jumlah Halaman : 196 Halaman


Buku yang berjudul ”Menilik Ajaran Sesat, Menuju Pemahaman Spiritual” ini ditulis oleh Widya Mukti asal Gombong Jawa Tengah. Disamping banyak menulis karya-karya bernuansa spiritual, ia juga merintis suatu pendidikan luar sekolah ”Asah Asih Asuh” di bawah suatu lembaga swadaya masyarakat dibidang pendidikan pekerti ”Komunitas Suara revolusi (moral)” yang diselenggarakan untuk masyarakat pedesaan, khususnya anak-anak.
Buku ini sangat relevan ’up to date’ untuk dikonsumsi oleh masyarakat saat ini, masyarakat yang telah banyak terpedaya oleh kehidupan serba modern dengan pola pikir kapitalistik, yaitu konsumerisme, hedonisme, dan pragmatisme. Mereka beranggapan bahwa kenikmatan dan kebahagiaan dapat diperoleh dengan memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik dan perilaku bebas. Namun bagi sekian banyak orang, hal yang dibanggakan tersebut malah menjadi bumerang sehingga ketenangan jiwa yang mereka harapkan justru keresahan, dan kehilangan jati diri yang mereka dapatkan. Dengan demikian banyak masyarakat yang kemudian mengambil jalan spiritual sebagai solusinya. Dari sinilah banyak bermunculan maelis-majelis spiritual yang dianggap mampu memberikan ketenangan jiwa secara instan.
Buku yang ditulis berdasarkan atas pengalaman pribadi penulis dan beberapa kawannya serta survey ini menjelaskan tentang penyimpangan-penyimpangan dan kesesatan-kesesatan keyakinan dan perilaku yang terjadi dalam kelompok-kelompok aliran spiritual dengan segala unsurnya yang banyak digemari oleh masyarakat modern saat ini. Seperti kelompok aliran yang menamakan dirinya al-Qiyadah al-Islamiyah, Qur’an Suci dan lain sebagainya, yang mana pemimpin dari kelompok tersebut mengaku sebagai seorang mursyid bahkan ada yang mengaku sebagai nabi yang telah mendapatkan wahyu dari Allah Swt., karena itu Mukti juga membahas tentang tasawuf, olah rohani, karomah, mukjizat dan wahyu.
Untuk mengungkap hal tesebut, Mukti memaparkan esensi hidup manusia dan korelasi setan iblis, karena masalah penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh manusia tidak terlepas dari campur tangan setan iblis. Sebagaimana yang telah ditulis oleh mukti:
Iblis dan setan menggoda manusia dalam keadaan menderit maupun senang. Sebab, ketika menderita, seseorang merasa lemah, tidak berari, tidak berharga, sedih, bahkan bisa mengarah ke putus asa, terlebih jika tiada orang yang peduli ketika kita menderita, maka ingin sekali dunia segera berakhir agar derita hilang seketika. Begitupun ketika manusia dalam keadaan senang, setan mengelabui dengan berbagai bentuk kelalaian.”

Disamping itu, Mukti juga menjelaskan secara singkat tentang manusia dan alam semesta, nilai-nilai kesadaran (Tujuan, niat, dan tekad), peralihan dari ksadaran jasmani menuju kepada kesadaran rohani, serta macam-macam hati. Mukti ingin mengarahkan kita agar terbebas dari pengaruh-pengaruh ajaran sesat dan untuk mengikuti jalan menuju Allah yang telah disyariatkan oleh Nabi Muhammad Saw. Adapun jalan menuju Allah di sini melalui tiga tingkatan, yaitu: tarikat, hakikat, dan makrifat. Namun, sebelum itu kita harus mengetahui ilmu dan pengetahuan tentang ilmu tauhid dan syariat terlebih dahulu seperti esensi sholat, esensi puasa ramadhan, dan esensi zakat. Sehingga kita dapat lebih waspada dan hati-hati terhadap aliran-aliran spiritual serta dapat melalui jalan spiritual dengan benar, sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad Saw. yang telah diberi amanah oleh Allah Swt. sebagai utusan-Nya di muka bumi ini.
Setelah membaca buku ini, peresensi menemukan beberapa hal yang perlu dikemukakan, diantaranya, penulisan buku ini cukup sistematis, logis, dan disertai dengan daftar pustaka serta ayat-ayat al-Qur’an terkait sebagai penguat dari argumen yang disampaikan. Namun sayangnya tidak disertai dengan catatan kaki sehingga pembaca tidak mengetahui secara pasti beberapa konsep yang disampaikan tersebut sumbernya dari buku apa, perkataan siapa. Namun secara umum peresensi menilai bahwa buku ini sangat berguna bagi masyarakat yang telah terbuai oleh aliran-aliran spiritual yang banyak tersebar baik di pedesaan maupun di perkotaan, bahkan bagi para pengkaji spiritual, ilmu kalam, hukum Islam dan budaya Islam, buku ini dapat lebih dikembangkan lagi agar lebih komprehensif dan sesuai dengan kehidupan masyarakat mendatang. Akhirnya semoga kita dapat mengambil hikmah sekecil apapun yang terkandung dalam buku ini. Amien...

1 Komentar:

Anonim mengatakan...

Semoga sukses aja dech...

Posting Komentar

Tuliskan komentar anda di sini!
semoga bermanfaat! Terimakasih.
Wassalam...