PERPUTARAN KEHIDUPAN KELUARGA

Kebanyakan dari manusia setuju bahwasannya keluarga mempunyai peranan penting, keluarga kita memberikan cinta dan kepeduliannya setiap hari. Mereka mencincintai kita sejak ketika kita masih bayi. Mereka mendidik kita untuk saling mencintai dan menolong antar sesama. Ketika kita tumbuh dewasa, mereka mendidik kita bagaimana kita bertanggung jawab terhadap hak milik kita. Bahkan pada hari kematian kitapun mereka mengurus dan berdo'a untuk kita.

Jika kita renungkan, keluarga merupakan kelompok manusia sejak dari lahir hingga meninggal dunia. Kemudian kita harus memikirkan perubahan kelompok tersebut. Manusia selalu berubah sepanjang waktu. 
Setiap manusia diawali dengan bayi kemudian masa anak-anak, masa-masa sekolah perempuan atau laki-laki, remaja belasan tahun, awal pernikahan, orang tua, dan akhirnya menjadi lanjut usia. Unsur inti dari keluarga selalu berubah. Pertama, mereka hanyalah seorang suami dan istrinya. Kemudian mereka menjadi orang tua bagi anak-anak mereka. Setelah anak-anak menjadi dewasa, orang tua kembali hanya tinggal berdua suami dan istri. Jika kita berfikir tentang masalah keluarga ini, maka perubahan-perubahan itu disebut “siklus atau perputaran kehidupan keluarga”.


Tingkatan pertama dalam siklus kehidupan keluarga tersebut dimulai dengan perkawinan. Dalam tingkatan ini keluarga dibentuk oleh adanya seorang suami dan istri. Mereka menyewa atau membangun rumah, belajar mengatur keuangan dan bagaimana mengkombinasikan/memadukan antara pekejaan dan urusan rumah tangga mereka.

Tingkatan yang kedua dalam siklus kehidupan keluarga ini dimulai ketika lahirnya anak pertama, meskipun dua anak dianggap ideal oleh pemerintah, namun beberapa keluarga memiliki lebih dari dua dan sebagian yang lainnya hanya memiliki satu anak saja.

Tingkatan selanjutnya dalam siklus kehidupan keluarga berpusat ketika anak-anak telah mencapai usia sekolah dan belasan tahun. Pada waktu itu seorang ayah dan ibu sebaiknya memiliki pekerjaan tetap. Dalam tingkatan ini anak-anak bersekolah dan berkelompok dengan pemuda atau gadis yang lainnya.

Ketika berusia belasan tahun, pemuda pemudi mulai berbaur. Mereka semakin jauh dari orang tua dan lebih mandiri dalam mengatur kehidupan mereka. Hal inilah yang mengantarkan mereka menuju kearah sebuah pernikahan. Dengan pernikahan keluarga baru terbentuk dan siklus kehidupan keluarga mulai lagi.
Selama anak-anak secara bertahap mereka belajar bagaimana hidup mandiri dari orang tua mereka, orang tua harus belajar bagaimana anak-anak mereka bisa hidup dengan mandiri karena setelah anak-anak meninggalkan rumah, keluarga kembali mengecil mejadi hanya dua orang saja, suami dan istri.

2 Komentar:

nuranuraniku.blogspot.com mengatakan...

salam sobat
siip banget ulasan keluarga ini,,
sebagai renungan kita semua mas,,

trims kunjungan dan follownya
saya sudah follow balik
salam kenal mas MAHMUD.

Mahmud mengatakan...

Salam...
Salam kenal balik ya Ukhti...
Syukron 'Ala Ihtimamikum Iyaya...

Posting Komentar

Tuliskan komentar anda di sini!
semoga bermanfaat! Terimakasih.
Wassalam...